twitter

1








Masih menggenggam erat kertas buram bercoret pelangi

Mengapa tetap tak mengalirlirlirlirlirlir seperti kata ini?

Lagi, berlari menghampa tak terarah


Menggandeng hitam di kanan, putih di kiri

Tertawa riang, menggenggam erat

Hapus, ketik, hapus, ketik, hapus, ketik berulang

Coba berhenti, lepaskan letih, huuh haaaah

Mati tak membuatku berpaling


Merasuki jiwa kesombongan tiada tepi

Bodohnya! Tuhan masih ada!

Hapus lagi, ketik lagi

Wanita itu licik, lelaki bak keledai

Ah! Kecuali hamba Allah

Salah lagi, kan,

hapus hapus

Buang saja!

Muak!

Apa?

Ya.






Aku yang tidur dalam tidur

Tak sempat kaubangunkan, semakin terlelap

Liur menggenang, membasahi kasur

Kau masih terbujur kaku

Suatu malam kau pernah berbisik

Kapan pulang? Rindumu tak sampai pula




Kerangka menjalar menggantung depan pagarmu

Merayu datang, kemari, kemari
Aroma penat kau bawa, tak peduli ia
Tapi kenapa?

7 tahun kubuat mati
Menunggumu terparasit
Bukan main bukan lelucon
Tawamu tak merasuk jiwaku
Hampa diam merusuktusuksuksuksuk

Lama akarmu menancap menyedot isi bulan
Membuatmu lupa gerangan siapa dikau
Lalu ia datang dengan menggenggam sebelah belati
Menusuk jantungku, menyusut pergi

Jangan
Lupa
Jangan
Lupa
Saja
Jangan,
Lupa
Saja
Aku

Hendak pergi tak berpamit
Menitipkan salam restu atas serpihan senyummu

14/10/2011 22:07 dariku bukan untukmu OI


hati berdendang
bukan saatnya kau datang
tongkatmu masih tinggi menjulang
lihat, Tuhan merasa tertantang

kau hanya berdiri sendiri
bukan saatnya unjuk gigi
tak ada lagi janji mati
karena pohon tak lagi berlari

pikir ini tahu
benar, kau tinggal rindu
tak kenal kata maju
lihat, awan pernah kelabu

angin masih ingin meniupkan harapan pada tiap hembusan nafasmu
matahari masih ingin menyinari harimu tanpa bayang semu
rumput masih rindu kakimu menapak jalan baru
sekarang, giliranku
aku masih ingin malihatmu tertawa dan berlalu


Pergi,berlari menepi
Mati,bangkit berdiri
Tamat,lanjut menyepi
Haruskah ini?

Tak sanggup terkata
Biar angin wakilkan
Tak mampu bersua
Biar hati temukan


kauinjakkan kaki ke bumi
rumput menyambut hampa
tak ada harap baik lagi
sudah, tunggu waktu meroda

angin berhenti
langit meredup
ada apa gerangan hati
berdetak berdegup

pandangmu tak tembus mati
ditemani jubah hitam, tanpa kancing
kau terjang semua hari
mencari kelinci bergeming

akhirnya satu saja kau temukan
manusia berjas hitam, berkantong tebal
apa itu manusia tertahan
bersedih topeng, memiskin tumbal

lagi, kau mencari bertemu
manusia rupawan, terias merona
apa itu manusia tersatu
menghambur harta,melupa saudara

bosan, kau sudah muak
ada yang harus kau tak lakukan
saat dunia benar tak terkuak
salah tersembunyi, tak ada teman

kau berjalan sendiri menepi
termangu tanpa pikir
kau terobos langit pagi
mata tersangkut pada sosok ketir

menggores sawah memacul asa
menunggu harap menguning
lihat, sabar terukir di dahinya
lelah mengucur di kening

malam menjelang, adzan terkumandang
kau lihat dia menggelar sajada
sujud tercipta tanpa pandang
menjemput tasbih, menuai doa

sungguh, matamu mengair terjatuh
bersyukur heran tanpa gumam
masih ada juga manusia tak keluh
jadikan Tuhan tempat memaham

langit kembali membiru
angin kembali mengulum
rumput kembali menghijau
kau kembali tersenyum

akhirnya, rahmat-Nya kembali mengalir
walau nyawa berkurang satu butir