twitter


Niat sudah padu
Pikir tak lagi sendu
Ingin ini hanya satu
Mencintaimu
Tanpa luka ragu

Tapi mengapa
Terlalu rumit untuk dicerna
Terlalu jauh disapa

Sungguh
Akal ini tak mampu
Tuhan,berikan aku petunjuk


telinga ini dengar tangisan
lembut semilir angin hujan
berkata pada Tuhan
ikhlasku belum sempurna
lupaku masih sementara
sungguh, aku sedang berusaha


You hided yourself
from anyone left
no one knew
run against rain
fly with blowing wind
with nothing in your mind

If I were you
what should I do?

Didn't know what to do
didn't know where to go
just sit on ground
with nothing in your mind

If I were you
what should I do?

Knocked my door
and asked for help
you said it finally
even that all was over
don't know what to say
with nothing in my mind

If you were me
What should you do?

What?
nothing?
that's all?
Yeah, I got it
Always like that
always like yourself


Tak usahlah kuubah pandang mereka tentangku
Tak perlulah kuberusaha bangkit berlalu
Walau kadang batin ini terus mengganggu
Cukup aku dan Tuhan saja yang tahu


Tuhan,aku dalam ragu
Artikan petunjuk-Mu
Hari itu
Sungguh,aku tak mampu

Adakah kuasa-Mu ini
Ingatkanku tuk kembali
Hidup dalam mati
Tawa dalam benci
Sungguh,aku tidak mengerti

Adakah Kau mendengar
Tanyaku tanpa gelegar
Sampai pada sangkar
Bukan untuk tergetar
Sungguh,jiwa dalam sukar

Aku bukan ahli syukur
Juga bukan amal makmur

Tapi mengapa
Kau jadikan andaian mata
Sebuah pahit realita
Sungguh,aku sulit menerima


Menabur benih padi
Pada sawah hijau membentang
Mengairi dengan harapan
Berdoa kan tumbuh menjulang

Tak ada sangka
Bibit lain tmbuh bersebelahan
Lebih indah,lebih tinggi
Lebih kokoh

Hati ini menciut
Kala petani hanya pemilih
Tinggalkanku hingga angin menemani
Hingga hujan jadi teman sejati

Sekali lagi
Aku sendiri

Menghilangkan,kehilangan
Menemukan,pertemuan


Pergi,berlari menepi
Mati,bangkit berdiri
Tamat,lanjut menyepi
Haruskah ini?

Tak sanggup terkata
Biar angin wakilkan
Tak mampu bersua
Biar hati temukan


pergimu menyambut hari
tak sempat ada kata berpisah
keluar dari lisan ini
buat hati makin gundah

adakah satu sadar
saat mata ini tersangkut
pada indahnya tawamu, sukar
adakah pikir saling terpaut


sebaiknya lupa
daripada terus terluka
mati bukan lagi penghalang
tak lagi merintang

belum saatnya untuk tertawa
aku masih menderita
memang sudah seharusnya
kau pergi tak lagi bersua

hanya saja
ada suatu di kata
candamu saat itu
tak bisa lepas dari anganku

gilakah aku
berdiri di sampingmu
pikir pisah hati
sungguh,tak tahu lagi


hati berdendang
bukan saatnya kau datang
tongkatmu masih tinggi menjulang
lihat, Tuhan merasa tertantang

kau hanya berdiri sendiri
bukan saatnya unjuk gigi
tak ada lagi janji mati
karena aku tidak lagi

pikir ini tahu
benar, kau tinggal rindu
tak kenal kata maju
lihat, awan pernah kelabu

angin masih ingin meniupkan harapan pada tiap hembusan nafasmu
matahari masih ingin menyinari harimu tanpa bayang semu
rumput masih rindu kakimu menapak jalan baru
sekarang, giliranku
aku masih ingin malihatmu tertawa dan berlalu


kauinjakkan kaki ke bumi
rumput menyambut hampa
tak ada harap baik lagi
sudah, tunggu waktu meroda

angin berhenti
langit meredup
ada apa gerangan hati
berdetak berdegup

pandangmu tak tembus mati
ditemani jubah hitam, tanpa kancing
kau terjang semua hari
mencari kelinci bergeming

akhirnya satu saja kau temukan
manusia berjas hitam, berkantong tebal
apa itu manusia tertahan
bersedih topeng, memiskin tumbal

lagi, kau mencari bertemu
manusia rupawan, terias merona
apa itu manusia tersatu
menghambur harta,melupa saudara

bosan, kau sudah muak
ada yang harus kau tak lakukan
saat dunia benar tak terkuak
salah tersembunyi, tak ada teman

kau berjalan sendiri menepi
termangu tanpa pikir
kau terobos langit pagi
mata tersangkut pada sosok ketir

menggores sawah memacul asa
menunggu harap menguning
lihat, sabar terukir di dahinya
lelah mengucur di kening

malam menjelang, adzan terkumandang
kau lihat dia menggelar sajada
sujud tercipta tanpa pandang
menjemput tasbih, menuai doa

sungguh, matamu mengair terjatuh
bersyukur heran tanpa gumam
masih ada juga manusia tak keluh
jadikan Tuhan tempat memaham

langit kembali membiru
angin kembali mengulum
rumput kembali menghijau
kau kembali tersenyum

akhirnya, rahmat-Nya kembali mengalir
walau nyawa berkurang satu butir


Jangan dengar
Jangan lihat
Jangan dirasa
Hanya buatku terluka
Sengsara selamanya

3 Desember 2008


Haruskah mulut ini bicara
Katakan yang sesungguhnya

Tak bisakah?
Kau sadari saja
Bahwa aku masih menderita
Aku masih ingin tertawa
Bersama bayangmu di angkasa

Kamis, 12 Maret 2009


Kenapa semua sama saja
Kamu, dia, mereka
Bukankah kau punya mata
Bisa membedakan batu dan bunga
Lalu kenapa
Matamu tetap tak terbuka
Hanya untuk melihatku saja

Jumat, 17 Juli 2009


Hanya sanggup membuka mata
Menangis dalam tawa

Berani bukan kawanku lagi
Enyah disapu angin pagi
Saat mata ini
Tak bisa lepas dari bayangmu

Berharap dalam hati
Kamu adalah mimpi
Takkan pernah mampu menggapai
Walau takut bukan lagi teman sejati

Jumat, 17 Juli 2009


Tak ingin ku bermimpi
Hanya tinggalkan lubang dalam hati

Tak berani ku berharap
Hanya akan mengubah terang jadi gelap

Jumat, 17 Juli 2009


Satu hal yang kumau
Bukan kamu
Sekali lagi bukan kamu

Hanya ingin rasa ini musnah
Hilang tak tersisa

Tak sanggup lagi
Kusiksa mata ini
Hanya demi satu maksud hati
Yang kutahu mustahil terjadi

Sabtu, 18 Juli 2009