Niat sudah padu
Pikir tak lagi sendu
Ingin ini hanya satu
Mencintaimu
Tanpa luka ragu
Tapi mengapa
Terlalu rumit untuk dicerna
Terlalu jauh disapa
Sungguh
Akal ini tak mampu
Tuhan,berikan aku petunjuk
0
komentar
Posted in
Label:
bimbang
telinga ini dengar tangisan
lembut semilir angin hujan
berkata pada Tuhan
ikhlasku belum sempurna
lupaku masih sementara
sungguh, aku sedang berusaha
0
komentar
Posted in
Label:
bimbang
You hided yourself
from anyone left
no one knew
run against rain
fly with blowing wind
with nothing in your mind
If I were you
what should I do?
Didn't know what to do
didn't know where to go
just sit on ground
with nothing in your mind
If I were you
what should I do?
Knocked my door
and asked for help
you said it finally
even that all was over
don't know what to say
with nothing in my mind
If you were me
What should you do?
What?
nothing?
that's all?
Yeah, I got it
Always like that
always like yourself
0
komentar
Posted in
Label:
bimbang
Tak usahlah kuubah pandang mereka tentangku
Tak perlulah kuberusaha bangkit berlalu
Walau kadang batin ini terus mengganggu
Cukup aku dan Tuhan saja yang tahu
0
komentar
Posted in
Label:
bimbang
Tuhan,aku dalam ragu
Artikan petunjuk-Mu
Hari itu
Sungguh,aku tak mampu
Adakah kuasa-Mu ini
Ingatkanku tuk kembali
Hidup dalam mati
Tawa dalam benci
Sungguh,aku tidak mengerti
Adakah Kau mendengar
Tanyaku tanpa gelegar
Sampai pada sangkar
Bukan untuk tergetar
Sungguh,jiwa dalam sukar
Aku bukan ahli syukur
Juga bukan amal makmur
Tapi mengapa
Kau jadikan andaian mata
Sebuah pahit realita
Sungguh,aku sulit menerima
0
komentar
Posted in
Label:
sedih
Menabur benih padi
Pada sawah hijau membentang
Mengairi dengan harapan
Berdoa kan tumbuh menjulang
Tak ada sangka
Bibit lain tmbuh bersebelahan
Lebih indah,lebih tinggi
Lebih kokoh
Hati ini menciut
Kala petani hanya pemilih
Tinggalkanku hingga angin menemani
Hingga hujan jadi teman sejati
Sekali lagi
Aku sendiri
Menghilangkan,kehilangan
Menemukan,pertemuan
0
komentar
Posted in
Label:
sedih
Pergi,berlari menepi
Mati,bangkit berdiri
Tamat,lanjut menyepi
Haruskah ini?
Tak sanggup terkata
Biar angin wakilkan
Tak mampu bersua
Biar hati temukan
0
komentar
Posted in
Label:
sedih
pergimu menyambut hari
tak sempat ada kata berpisah
keluar dari lisan ini
buat hati makin gundah
adakah satu sadar
saat mata ini tersangkut
pada indahnya tawamu, sukar
adakah pikir saling terpaut
0
komentar
Posted in
Label:
sedih
sebaiknya lupa
daripada terus terluka
mati bukan lagi penghalang
tak lagi merintang
belum saatnya untuk tertawa
aku masih menderita
memang sudah seharusnya
kau pergi tak lagi bersua
hanya saja
ada suatu di kata
candamu saat itu
tak bisa lepas dari anganku
gilakah aku
berdiri di sampingmu
pikir pisah hati
sungguh,tak tahu lagi
0
komentar
Posted in
Label:
sadarlah
hati berdendang
bukan saatnya kau datang
tongkatmu masih tinggi menjulang
lihat, Tuhan merasa tertantang
kau hanya berdiri sendiri
bukan saatnya unjuk gigi
tak ada lagi janji mati
karena aku tidak lagi
pikir ini tahu
benar, kau tinggal rindu
tak kenal kata maju
lihat, awan pernah kelabu
angin masih ingin meniupkan harapan pada tiap hembusan nafasmu
matahari masih ingin menyinari harimu tanpa bayang semu
rumput masih rindu kakimu menapak jalan baru
sekarang, giliranku
aku masih ingin malihatmu tertawa dan berlalu
0
komentar
Posted in
Label:
senang
kauinjakkan kaki ke bumi
rumput menyambut hampa
tak ada harap baik lagi
sudah, tunggu waktu meroda
angin berhenti
langit meredup
ada apa gerangan hati
berdetak berdegup
pandangmu tak tembus mati
ditemani jubah hitam, tanpa kancing
kau terjang semua hari
mencari kelinci bergeming
akhirnya satu saja kau temukan
manusia berjas hitam, berkantong tebal
apa itu manusia tertahan
bersedih topeng, memiskin tumbal
lagi, kau mencari bertemu
manusia rupawan, terias merona
apa itu manusia tersatu
menghambur harta,melupa saudara
bosan, kau sudah muak
ada yang harus kau tak lakukan
saat dunia benar tak terkuak
salah tersembunyi, tak ada teman
kau berjalan sendiri menepi
termangu tanpa pikir
kau terobos langit pagi
mata tersangkut pada sosok ketir
menggores sawah memacul asa
menunggu harap menguning
lihat, sabar terukir di dahinya
lelah mengucur di kening
malam menjelang, adzan terkumandang
kau lihat dia menggelar sajada
sujud tercipta tanpa pandang
menjemput tasbih, menuai doa
sungguh, matamu mengair terjatuh
bersyukur heran tanpa gumam
masih ada juga manusia tak keluh
jadikan Tuhan tempat memaham
langit kembali membiru
angin kembali mengulum
rumput kembali menghijau
kau kembali tersenyum
akhirnya, rahmat-Nya kembali mengalir
walau nyawa berkurang satu butir